Monday, May 28, 2007

 

Jadi Kaya dengan Sedekah

Mungkin terdengar aneh, sedekah kok malah bikin kaya. Tapi itulah kenyataan yang telah dijanjikan Allah. Tidak percaya? Dengarlah taushiyah ustad muda kita, Yusuf Mansur, penulis seri buku Wisata Hati. Ustad kelahiran tahun ’76 ini, yakin benar kalau bersedekah adalah kunci utama untuk menjadi kaya dan sukses. Kok, bisa?

Tengoklah surat Al An’aam ayat 160 yang berbunyi, “Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”
Dari penjabaran ayat tersebut, Allah telah berjanji akan melipatgandakan segala bentuk amal perbuatan baik kita. Bahkan sampai sepuluh kali lipatnya. Apakah kita pantas meragukan firman Allah SWT tersebut?

Melengkapi rangkaian roadshownya ke berbagai daerah di Sumatra, Senin, 30 Mei 2005 lalu, Ustad Yusuf memenuhi undangan salah satu pejabat Pulau Batam, H. Soerya Respationo, SH.
Soerya, yang merupakan ketua DPRD Batam ini dan istrinya Dra. Rekaveny adalah pasangan suami istri yang dikenal dermawan di Batam. Mereka tak pernah sungkan menggelontorkan sejumlah uang dari kocek untuk membantu wong cilik. Bahkan Soerya mendapat julukan ‘Bapak Wong Cilik’

Konon bisa sampai ratusan juta rupiah uang yang mereka alokasikan untuk membantu wong cilik Batam, setiap bulannya. Dan mereka melakukannya tanpa pilih-pilih dan tanpa pamrih. Mungkin itu sebabnya harta yang mereka miliki seolah tak habis sampai tujuh turunan.
Merasa memiliki kesamaan konsep dengan Ustad Yusuf Mansur, maka melalui Majelis Taklim Humairah yang dipimpin oleh Rekaveny sendiri, mereka sengaja mengundang ustad pemilik pesantren Daarul Quran ini.

Perhelatan besar ini termasuk mendadak. Kebetulan Yusuf Mansur sedang di kawasan Sumatra, alangkah baiknya jika ia bisa singgah di Batam. Tapi kala itu keluarga Soerya-Venny sedang sibuk sosialisasi pilkada di masyarakat Kepri (Kepulauan Riau). Niat baik Yusuf sempat ditunda sehabis Pilkada. Tahunya Venny tetap menyelipkan hal ini di sela rapat Majelis Taklimnya. Acara yang sedianya akan diadakan kecil-kecilan, berkembang menjadi besar di Masjid Raya Batam.
Langsung Venny dan anak buahnya mengatur semua, termasuk membuat undangan dan diumumkan di Batam Post sehari sebelumnya. Alhamdulillah sambutan jamaah luar biasa, masjid disesaki ratusan ibu-ibu untuk mendengar taushiyah ustad baby face ini.

Dalam taushiyahnya itu, Ustad Yusuf menuturkan sebuah kisah yang membuka mata dan hati kita akan makna sedekah. Dahulu kala ada seorang Imam yang bernama Hasan Basri. Suatu hari ia kedatangan enam orang tamu. Namun sayangnya ia hanya mempunyai sebuah roti untuk disuguhkan. Tentu saja tak mungkin membagi sebuah roti itu untuk keenam tamunya.
Tidak mau pusing, sang imam lantas memerintahkan pembantunya untuk menyedekahkan roti itu pada tetangganya yang lebih membutuhkan. Tak lama kemudian datanglah seorang tamu lagi sambil membawa dua buah roti untuk Hasan Basri, tapi ditolaknya!
“Roti ini pasti salah alamat, ini bukan untukku.” Jawab imam singkat, membuat tamu yang membawa roti tadi bingung dan pulang. Pembantu sang imam lantas bertanya, mengapa ia yakin sekali roti itu bukan untuknya.

“Karena kalau roti itu memang untukku, jumlahnya pasti sepuluh, bukan dua!” jawabnya lagi dengan tenang. Di tengah keheranan si pembantu, tamu yang membawa roti tadi kembali, kali ini telah menambahkan roti hadiahnya menjadi sepuluh buah. Rupanya sebelum pulang tadi, ia sempat mengetahui kalau sang imam sedang kedatangan tamu.
“Nah, ini benar untukku,” terima imam dengan senang hati. Maka kesepuluh roti tadi dibagikan kepada keenam tamunya, pembantunya, seorang anaknya, dan dua sisanya disimpan.
Dari kisah tersebut Allah telah menunjukkan betapa maha kayanya Dia. Allah pasti akan memberikan balasan setimpal atas perbuatan baik kita. Bahkan ustad Yusuf yakin benar kalau dalam waktu tujuh hari kita akan merasakan ‘hasil’ dari sedekah kita.

“Banyak kejadian yang membuktikan itu. Dengan sedekah hutang menjadi lunas, miskin menjadi kaya, susah menjadi senang, masalah mendapat solusi.” Bebernya semangat.
Dari perjalanannya ke berbagai daerah, ustad ganteng yang suka memakai baju putih ini banyak menemukan fenomena keajaiban sedekah. Ketika sore harinya, menjelang Magrib, taushiyah dilanjutkan di kediaman Soerya, di kawasan Duta Mas, ustad Yusuf lalu menuturkan beberapa kisah ajaib itu.
Ada seorang temannya yang bernama Mubalighun. Suatu ketika ia ditimpa masalah berat. Karena selalu berhutang dan dikejar debt collector, istrinya tidak tahan dan minta cerai. Nah, pada suatu malam senin, dia merasa dunia akan kiamat baginya, karena pada keesokan harinya rumahnya akan disita, istrinya menunggu di pengadilan agama, dan anak sulungnya akan dikeluarkan dari sekolah akibat terlalu lama menunggak bayaran.
“Pokoknya Mubalighun depresi berat dan bahkan berniat bunuh diri malam itu juga,” paparnya.
Untungnya dia cepat beristighfar akan niat buruknya itu.

Semalaman dia merenung dan teringat masih punya simpanan sekitar tiga ratus ribu rupiah. Mengingat janji Allah di surat Al An’aam itu, malam itu juga ia bagikan uang itu pada fakir miskin.
Masya Allah, esok paginya tanpa disangka ia kedatangan teman lamanya yang menawarkan pekerjaan, bahkan menyediakan dana awal sampai 25 juta rupiah. Dana yang lebih dari cukup untuk melunasi hutang-hutangnya dan menyelamatkan rumahnya dari sitaan. Tak disangkanya lagi, sepulangnya dari bank untuk menerima uang itu, tiba-tiba istrinya sudah ada di rumah bersama anak bungsunya.
Singkat cerita hari itu juga permasalahan Mubalighun selesai. Rumah tetap dimiliki, istri tak jadi menuntut cerai, dan anak sulungnya bisa tetap bersekolah. Padahal hanya 300 ribu rupiah yang disedekahkan Mubalighun, tapi lihatlah hasilnya, malah tak sampai tujuh hari.

Ada juga kisah seorang tukang bubur yang mengorbankan uangnya untuk biaya pengobatan orang tuanya. Apa yang terjadi? Begitu angka tabungannya di sebuah bank mencapai lima juta rupiah, ia mendapat hadiah sebuah mobil Mercy.
“Begitu banyak keajaiban yang terjadi gara-gara sedekah. Makanya sekarang jangan ragu sedekah. Jangan mikir uang tinggal sedikit, sedekahin saja. Justru semakin berat kita menyerahkan sejumlah uang untuk sedekah, Insya Allah balasan Allah semakin dasyat!”

Memang patokan tujuh hari itu tidak mutlak. Semua tetap tergantung Allah. Bisa lebih lama, bahkan lebih cepat. Tapi umumnya begitu. Syaratnya buka mata lebar-lebar untuk ‘merasakan’ hasil sedekah itu.
Yang jelas, faedah sedekah ada empat, yaitu dapat menolak bala, mendatangkan rezeki, menyembuhkan penyakit, dan memanjangkan umur. “Kalau sampai tujuh hari kita merasa tidak mendapat apa-apa, bisa jadi kita dipanjangkan umur,” tambahnya lagi penuh keyakinan.

Dalam kesempatan ini, Ny. Hasyimah, istri H. Nyat Kadir (salah satu kandidat gubernur waktu itu), membenarkan fenomena keajaiban sedekah. Suatu hari dalam sebuah acara ia ingin menyumbang sejuta, tapi entah kenapa rasanya berat sekali mengeluarkan uang itu. Akhirnya ia hanya menyumbang 500 ribu, namun apa yang didapatnya? Sejak itu ada saja uangnya keluar untuk berbagai keperluan. Jumlahnya sampai berlipat. Andai saja ia jadi menyumbang sejuta, ia yakin keadaannya tak akan seburuk itu.

Yusuf Mansur

Comments: Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]





<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]